Liya Raya merupakan sebutan masyarakat umum untuk empat desa yang berada di kabupaten Wakatobi Sulawesi Tenggara. Liya Raya terdiri dari Desa Liya Togo, Desa Liya Mawi, Desa Liya One Melangka dan Desa Liya Bahari. Desa Liya Togo terletak di bagian dataran tinggi meliputi Benteng Keraton Liya dan sekitarnya yang bisa juga di sebut sebagai Desa induk dari Liya Raya, Desa Liya Mawi terletak di dataran rendah bagian tengah di kelilingi oleh ketiga desa yang lain, desa Liya One melangka terletak di bagian ujung desa Liya Mawi bersebelahan dengan Desa Numana dan desa Liya Mawi, desa Liya One Melangka merupakan hasil pemekaran dari desa Liya mawi yang bisa juga di sebut sebagai pintu gerbang Liya Raya, Desa Liya Bahari terletak dibagian pantai bersebelahan dengan Desa Liya Togo dan Desa Liya Mawi merupakan hasil pemekaran dari Desa Liya Togo dan sebagian desa Liya Mawi.
Sebagaimana desa-desa yang lain di
kabupaten wakatobi, Liya raya memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang khas. Salah
satunya adalah acara karia. Acara karia dan sombo merupakan acara untuk
menandai pertambahan usia manusia dari anak-anak menuju usia dewasa. Karia laki-laki
disebut lengko dan Sombo adalah sebutan untuk gadis yang mengikuti acara karia
tersebut sebagai pertanda bahwa ia telah dewasa atau akil baligh.
Tahapan acara bagi sombo di mulai dengan
sang gadis di kurung selama 7 hari dan 7 malam tidak boleh keluar melewati
batas yang telah di tentukan oleh sara (dewan adat) selama masa kurungan ini
sang gadis ditemani oleh imam perempuan atau sara perempuan untuk mengajarkan
kepada sang gadis tentang adat istiadat, etika, sopan santun, dan prilaku yang
wajib diketahui dan di lakoni oleh sang gadis saat kembali ke rumah dan
masyarakat.
Setelah waktu yang telah ditentukan,
sombo dikeluarkan dari kurungan dan dilakukanlah upacara mandi bersih kepada
sang gadis setelah itu sang gadis di bawa ke sebuah tempat pertemuan dewan adat
yang disebut bharuga untuk di dandani.
Usai didandani dengan berbagai macam
aksesoris adat, sang gadis akan di antar naik sebuah tempat yang di sebut
kansodha’a kemudian di angkat berramai-ramai oleh keluarga dan saudara
perempuan sang gadis, di bawa keliling kampung dengan di iringi bunyi gendang
yang di sebut tamburu. Ritual ini sebagai symbol bahwa di kampung tersebut ada
perempuan yang telah dewasa agar kiranya masyarakat turut serta mengawasi
tingkah laku sang gadis dan agar tidak ada yang berani mengganggu sang gadis
karena laki-laki yang turut serta memikul atau mengikuti sang gadis selama di
bawa keliling kampung tersebut siap melindungi harkat dan martabat serta nama
baik sang gadis dan keluarganya.
Selama berada di atas tanduan yang di
sebut kansodha’a tersebut sombo di temani oleh satu orang gadis yang sudah
pernah melewati masa sombo, tujuannya adalah untuk membantu menenangkan sang
gadis selama berada di atas kansodha’a karena terkadang mereka-mereka yang
memikul kansodha’a mengiringinya dengan di ayun-ayun dan teriakan-teriakan
pertanda kesenangan yang luar biasa.
Setelah selesai di bawa keliling
kampung, sombo akan di bawa ke rumah orang tua si gadis dan disanalah terjadi
acara bebas, yakni; biasanya orang tua, keluarga dan saudara si gadis akan
menari, berjoget riang dan berbagai macam atraksi seperti silat dan lain-lain
sebagai pertanda bahagia atas pertambahan usia remaja anak mereka.
acaranya tiap tahun ato gimana...??
BalasHapuspengn dong lihat langsung acarannya...
acaranya tidak terjadwal, karna bisa di selenggarakan kapan saja karna boleh di selenggarakan oleh setiap individu masyarakat.
BalasHapusMohon izin, saya mau muat kembali di web Kabali Indonesia. (cukup menarik).
BalasHapusoke, silahkan om..
BalasHapussampe skrg masih ada acara ini, sudah lebih mengikuti jaman
BalasHapushttp://www.marketingkita.com/2017/08/customer-record-card-dalam-ilmu-marketing.html
rb88 | thtopbet
BalasHapusrb88 · Play at an online casino with baccarat クイーンカジノ odds, online starvegad casino games and a range of live rb88 dealer games · Choose from over 100 games including Blackjack, Roulette, Baccarat and