ada
kisah seorang pemuda menyatakan cinta kepada seorang gadis. sambil memandangi
si gadis, pemuda berkata "sayang, maukah kau menikah denganku, hidup
berdua denganku, dan apakah kau siap bahagia denganku, dan juga bersedia hidup
sengsara denganku.?"
sang gadis menjawab:
"sayang, aku ingin banget dinikahi olehmu, hidup ramai-ramai dengan anak2
kita beserta keluargaku dan keluargamu, aku juga bersedia hidup bahagia
denganmu, namun ketahuilah sayang bhw jangankan orang susah seperti kita, orang
kaya sekalipun tidak akan mau hidup sengsara".
ternyata
pembicaraan mereka di dengar oleh pemuda lain, pemuda lain itupun mendekati
mereka sambil berkata kepada si gadis
"hai, pemudi yang cantik celita dan bijaksana. maukah
kau menikah denganku, hidup bersama dengan keluargamu dan keluargaku beserta
anak-anak dan cucu serta keturunan kita hingga ajal menjemput kita. hidup kita
jalani dari nol dan bersama-sama kita meraih kesuksesan dan
kebahagiaan.?"
sang gadis menoleh kepada pemuda yang lain tersebut sembari
berkata "hai pemuda progresif dan optimis. apakah kau seorang pemuda
miskin.?"
pemuda lain itu menjawab "iya"
gadis bertanya lagi "apakah kau sudah bosan hidup
miskin.?"
dijawab lagi oleh pemuda lain "iya"
si gadis berjalan mendekati pemuda lain itu sambil meraih
tangannya dan berkata
"saya juga sudah bosan hidup miskin, ayo nikahi aku
dan bersama kita raih masa depan yang cemerlang hingga anak cucu
kita"...
mereka berjalan bergandengan tangan menuju rumah
penghulu... sambil sipemuda berbisik kepada sang gadis..
"sayang, klopun ternyata kita tidak berhasil, nantilah
saat sudah tua dan ajal mendekat baru kita akan bisa memastikan yang terpenting
kita berusaha sekuat tenaga dari sekarang.."
sang gadis sambil menyandarkan kepalanya ke bahu sang
pemuda dan berkata..
"iya, keyakinan, kerja keras dan semangatmu sudah
cukup membuatku bahagia, lebih dari sekedar materi.. karena walaupun saya tidak
suka dengan orang yang menyombongkan hartanya, namun saya lebih membenci orang yg
menyombongkan kemiskinan dan ketidak mampuannya.."
merekapun menikah secara sederhana dan memiliki sebuah
usaha home industri kecila-kecilan namun berkembang pesat berkat kerja keras
mereka, sementara pemuda yang pertama pulang dengan kecewa dan terus bertahan
hidup dengan harta yang apa adanya. cukup "bekerja hari ini untuk makan
hari ini".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar